Jumat, 09 Oktober 2015

Manusia dan Kesusastraan -- 1

    Secara morfologis, kata 'kesusastraan', yang lebih sering hanya disebut sastra, dapat diuraikan atas konfiks ke-an yang berarti ‘semua yang berkaitan dengan prefiks su ‘baik, indah, berguna’ dan bentuk dasar sastra yang berarti ‘kata, tulisan, ilmu’. Jadi, menurut uraian di atas kesusastraan adalah semua yang berkaitan dengan tulisan yang indah. Sedang menurut arti istilah, kesusastraan atau sastra ialah cabang seni yang menggunakan bahasa sebagai medium.

  • Pendekatan Kesusastraan
   Sastra berasal dari kata castra berarti tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya. Sastra dalam arti khusus yang kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya.

  • Budaya Kesusastraan
   Menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Abdul Chaer dan Leonie dalam bukunya Sosiolinguistik bahwa bahasa bagian dari kebudayaan. Jadi, hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan hubungan yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan. Namun pendapat lain ada yang mengatakan bahwa bahasa dan kebudayaan mempunyai hubungan yang koordinatif, yakni hubungan yang sederajat, yang kedudukannya sama tinggi. Masinambouw menyebutkan bahwa bahasa dan kebudayaan merupakan dua sistem yang melekat pada manusia. Kalau kebudayaan itu adalah sistem yang mengatur interaksi manusia di dalam masyarakat, maka kebahasaan adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai sarana berlangsungnya interaksi itu.
   Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi-materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya Indonesia sanagat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya. Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut :
     1.Kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yg biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan kedaerahan.
     2.Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya.
     3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah diciptakannya.

  • Budaya dan Prosa
   Prosa berasal dari bahasa latin "prosa" yang artinya "terus terang", yang merupakan karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita secara bebas, yang tidak terikat rima dan irama. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.
    Jenis-jenis prosa;
     1. Dongeng
         Dongeng merupakan cerita yang banyak diwarnai peristiwa yang tidak masuk akal atau tidak mungkin terjadi. Contoh: Pangeran Buruk Rupa, Si Kancil dan Buaya
     2. Cerpen
         Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa.
     3. Novel
         Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh.
     4. Biografi
         Biografi adalah riwayat yang ditulis oleh orang lain.
     5. Esai
         Esai merupakan karangan yang berisi ujaran populer dan dengan pola penyajian yang bersifat santai. Ulasan-ulasannya bersifat pribadi, akrab, dan asyik dibaca layaknya obrolan biasa.
     6. Kritik
         Kritik merupakan tanggapan atau pertimbangan atas baik buruknya suatu karya (puisi, cerepn, drama, dsb). Kritik biasanya disertai dengan analisis dan kesimpulan-kesimpulan.
     7. Artikel
         Artikel adalah karya tulis lengkap yang dimuat di Koran, majalah, atau internet.

   Komponen dalam prosa lama;
1. Pantun adalah bentuk puisi yang terdiri atas empat baris yang bersajak bersilih dua-dua (pola ab-ab), dan biasanya, tiap baris terdiri atas empat perkataan.
2. Gurindam adalah puisi Melayu lama yang terdiri dari dua larik (baris), mempunyai irama akhir yang sama dan merupakan satu kesatuan yang utuh.
3. Mantera adalah merupakan satu daripada genra puisi Melayu tradisional yang diwarisi sejak zaman primitif, prasejarah, animisme.
4. Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris).
5. Sage merupakan cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang.

   Komponen dalam prosa baru;
1. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa italia novella yang berarti "sebuah kisah, sepotong berita".
2. Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekedar daftar tanggal lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut.
3. Cerpen adalah cerita yang berbentuk naratif. Jadi cerpen bukan argumentasi atau analisa atau deskripsi.
4. Drama adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari bahasa yunani yang berarti "aksi", "perbuatan".
5. Soneta adalah salah satu bentuk sastra baru yang berasal dari Italia. Soneta masuk kedalam sastra Indonesia baru.

  • Nilai-nilai dalam Prosa Fiksi
   Prosa fiksi merupakan sebuah bentuk karya sastra yang disajikan dalam bentuk bahasa yang tidak terikat oleh jumlah kata dan unsur musikalitas. Bahasa yang tidak terikat itu digunakan untuk menyampaikan tema atau pokok persoalan dengan sebuah amanat yang ingin disampaikan berkenaan dengan tema tersebut. Oleh karena itu, dalam apresiasi dengan tujuan tnembenkan penghargaan terhadap karya prosa itu, kita haruslah bisa “membongkar” dan menerangjelaskan hal-hal yang berkenaan dengan ukuran keindahan dan “kelebihan” karya prosa itu.

   Nilai-nilai dalam prosa fiksi ;
1. Nilai penikmatan atau menyenangi. Tindakan operasionalnya pada tahap ini adalah
misahiya membaca karya sastra (puisi maupun novel}, menghadiri acara deklamasi, dan
sebagainya.
2. Nilai penghargaan. Tindakan operasionalnya, antara lain, melihat kebaikan, nilai, atau
manfaat suatu karya sastra, dan merasakan pengaruh suatu karya ke dalam jiwa, dan
sebagainya.
3. Nilai pemahaman. Tindakan opersionalnya adalah meneliti dan menganalisis unsur
intrinsik dan unsur ektrinsik suatu karya: astra, serta berusaha menyimpulkannya.
4. Nilai penghayatan. Tindakan operasionalnya adalah rnenganalisis lebih lanjut akan suatu
karya, mencari hakikat atau makna suatu karya beserta argumentasinya; membuat tafsiran
dan menyusun pendapat berdasarkan analisis yang telah dibuat.
5. Nilai penerapan. Tindakan operasionalnya adalah mclahirkan ide baru, mengamalkan
penemuan, atau mendayagunakan hasil operasi dalam mencapai material, moral, dan
struktural untuk kepentingan sosial, politik, dan budaya.

Contoh Karya Sastra:
1. Mahabarata dan Ramayana
2. Siti Nurbaya
3. Salah Asuhan
4. Sengsara Membawa Nikmat


Contoh Prosa:
- Contoh novel :Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
- Contoh cerpen :Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
- Contoh biografi :Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.I Habibie, Ki Hajar Dewantara

  • Hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan Puisi
   Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang unsur dari kebudayaan. puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik, nyang secara padu dan utuh di padatkan kata-katanya.
    Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan:
    - Figura bahasa, seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb.
   - Kata-kata yang ambiquitas, yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
   - Kata-kata yang berjiwa, yaitu kata-kata yang sudah di beri suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
   - Kata-kata yang konotatif, yaitu kata-kata yang sudah di beri tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang di lukiskan, sehingga lebih menggugah hati.

    Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan ilmu budaya dasar adalah :
   - Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
   - Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
   - Puisi dan keinsyafan sosial.

   Macam-macam puisi dibedakan berdasarkan zaman:
    - Puisi baru : Puisi yang muncul karena pengaruh sastra barat. Puisi baru adalah puisi yang lebih bebas dalam penggunaan rima, pilihan kata, serta irama.
    - Puisi Lama : Puisi yang mengikuti ketentuan umum pada puisi seperti, rima, irama, dan baris.
      Jenis puisi lama :
       > Mantra
       > Karmina (Pantun singkat)
       > Talibun
       > Syair
       > Gurindam
    - Puisi Modern : Puisi bebas yang muncul pada tahun awal kemerdekaan yang dipelopori oleh Chairil Anwar. Puisi ini tidak mengutamakan bentuk puisi namun lebih mengutamakan isi dan makna dari puisi tersebut.

    Kepuitisan atau keartistikan puisi dapat dibangun menggunakan :
   - Figura Bahasa (personifikasi, hiperbola, metafora, dll)
   - Kata-kata ambigu
   - Kata-kata yang mengandung perasaan dan pengalaman penyair
   - Kata-kata konotatif
   - Pengulangan untuk mengintensifkan hal yang dilukiskan


Sumber:

- http://indrango.blogspot.co.id/2015/03/konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam_20.html 
- https://indraspamungkas.wordpress.com/2012/07/04/konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam-kesusastraan/ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar